Banyak sekali wisatawan asing yang telah menjelajahi hutan dataran rendah dan perbukitan Manokwari. Mereka berasal dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Canada, Australia, Belanda, Swedia, Inggris, Jerman, Swiss, Finlandia, Denmark, Norwegia, Prancis, Belgia, Austria, Russia, Italia, Polandia, dan lain-lain. Ada juga yang datang dari negara Asia seperti China, Korea, Filipina, Jepang, Thailand, India, dan Malaysia.
Wisatawan Inggris berkemah di hutan Manokwari |
Hutan Susnguakti
Hutan perbukitan ini terletak di sebelah selatan kota Manokwari. Untuk mengunjunginya, wisatawan perlu naik kendaraan selama 1 jam. Setelah itu dengan ditemani oleh beberapa warga kampung, wisatawan bisa mulai berjalan kaki selama 1 jam ke lokasi base-camp yang terletak di pinggir sungai kecil. Burung Cendrawasih Kuning, Burung Cendrawasih Raja dan Burung Cendrawasih Dada Biru (Magnificent Riflebird) merupakan target pengamatan yang penting bagi wisatawan. Ada juga spesies burung lainnya yang dapat dilihat antara lain Raja Udang Paruh Kuning, Raja Udang Dwarf Papua, Raja Udang Paruh Bengkok, Kookaburra Perut Merah, Fairy Lorikeet, Taun-taun dan lain-lain.
Pada malam hari, wisatawan akan diajak untuk mencari hewan nokturnal seperti kuskus. Warga kampung memiliki ketrampilan khusus untuk menarik kuskus. Setelah berjalan ke titik tertentu di dalam hutan, mereka akan meminta semua lampu dimatikan. Wisatawan duduk di tanah. Setelah itu salah seorang warga akan menirukan suara kuskus betina sampai beberapa kali. Lima hingga lima belas menit kemudian, ketika kuskus jantan sudah mendekat, pemandu akan menyalakan senter ke arah kuskus. Setelah itu, wisatawan boleh memotretnya. Penjelajahan hutan di malam hari bisa dilanjutkan lagi untuk mencari soa-soa duri, kunang-kunang, atau jamur yang bercahaya di kegelapan.
Wisatawan China dan Australia memotret Cendrawasih Raja (inset) di Hutan Susnguakti |
Hutan dataran rendah ini adalah salah satu lokasi favorit bagi wisatawan asing yang ingin merasakan suasana alam Papua yang indah dan tenang serta kaya akan berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Dari berbagai perjalanan wisata yang saya selenggarakan ke hutan itu, semuanya menyatakan bahwa mereka senang karena sudah berkunjung ke sana. Aktivitas wisata di hutan ini antara lain pengamatan burung dan satwa liar di sepanjang tepian sungai, dan berenang.
Pada malam hari, penjelajahan hutan biasanya dilakukan untuk melihat burung Large-tailed Nightjar, kuskus, atau kelelawar yang suka makan buah di pepohonan. Burung migran seperti Rainbow Bee-eater, Little-ringed Plover, Yellow-eastern Wagtail juga sering dijumpai di tepi sungai. Kadang-kadang ada babi hutan, rusa, lao-lao (wallaby), dan soa-soa yang nampak turun ke sungai untuk minum atau mencari makan. Ini adalah atraksi alam yang unik dan tidak semua wisatawan bisa melihatnya.
Wisatawan Prancis saat menikmati aktivitas nonton burung di Hutan Mesirrokow, Manokwari |
Pemuda-pemuda Papua belajar menggunakan binoculars dan spotting scope Untuk pengamatan burung dan satwa liar di Hutan Manokwari |
Karena warga kampung mendapat manfaat positif dari aktivitas ekowisata ini, mereka dengan senang hati dan kesadaran penuh ikut mengkampanyekan pelestarian hutan dan perlindungan satwa liar yang ada di daerah mereka.
Ditulis oleh: Charles Roring
No comments:
Post a Comment