Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) sedang berupaya untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya.
Hal tersebut dijelaskan oleh Bupati Mansel Bpk. Markus Waran, S.T., M.Si. saat ditemui oleh Ketua DPD HPI Papua Barat Matias Rumbruren, SS. di kota Manokwari pada Rabu, 29 Juli 2020.
Saat ini ada sejumlah kawasan yang menjadi perhatian pemerintah seperti Wilayah Pesisir Oransbari yang ditumbuhi oleh hutan mangrove, Dataran Isim yang luas dan ditutupi oleh hutan hujan tropis, Neney dan Gunung Botak yang memiliki panorama yang indah sekali.
Menurut bupati, wisatawan yang hendak ke Danau Anggi Gida dan Anggi Giji di Pegunungan Arfak, ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih atau juga ke Gunung Botak bisa singgah di kota Ransiki terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Pemerintah juga telah membangun Bandara Abreso yang ada di Distrik Ransiki yang dapat pula melayani wisatawan yang ingin ke Mansel. Bandara tersebut juga akan menjadi transit point bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan mereka ke Nabire guna melihat Hiu Paus di Kwatisore.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan bantuan peralatan kepada Koperasi Eiber Suth di Mansel sehingga mereka bisa memproduksi coklat batangan meskipun masih dalam skala industri kecil.
Di samping itu pula, Ia juga mengharapkan agar wisatawan yang singgah di Ransiki bisa membeli coklat batangan yang diproduksi oleh industri kecil di sana, sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang ke daerah masing-masing.
Berdasarkan pengalaman lapangan para pramuwisata yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) di Papua Barat, yang selama ini mengatur perjalanan wisata ke berbagai tempat, sejak beberapa tahun belakangan ini, memang sudah ada wisatawan domestik dan internasional yang berkunjung ke Mansel. Mereka umumnya singgah di kota Ransiki untuk membeli perbekalan sebelum melanjutkan perjalanan ke Danau Anggi di Kabupaten Pegunungan Arfak. Ada juga yang berkunjung ke Air Terjun Neney atau melihat pemandangan alam bahari di Gunung Botak yang indah sekali.
Wisatawan Austria makan siang di Air Terjun Neney |
Sebagian besar daratan di Mansel masih ditutupi hutan hujan tropis dengan keanekaragaman yang tinggi sekali. Ada ratusan spesies hewan dan tumbuhan yang bisa dilihat di sana. Beberapa yang terkenal adalah Burung Cendrawasih Kuning Kecil (Lesser Birds of Paradise), Burung Cendrawasih Raja (King Bird of Paradise), serta Burung Kakaktua Raja (Palm Cockatoo), Kakaktua Jambul Kuning (Sulphur-crested Cockatoo). Ada juga burung Kumkum (Pinon Imperial Pigeon), Raja Udang Surga (Common Paradise Kingfisher), Mina Emas (Golden Myna) serta Peltop Pegunungan (Mountain Peltop). Kuskus, kanguru pohon, dan soa-soa bintang bisa juga ditemukan di hutan Manokwari Selatan.
Wisatawan Jerman berfoto bersama warga di Gunung Botak |
Untuk menikmati wisata pengamatan satwa liar di hutan, wisatawan perlu membawa sendiri binocular, spotting scope, serta buku panduan Birds of New Guinea karya Thane K. Pratt dan Bruce Beehler. Buku referens lain yang penting adalah The Ecology of Indonesian Papua karya Andrew J. Marshall dan Bruce Beehler. Karena lokasi wisata pengamatan burung dan satwa liar umumnya berada di hutan dan kawasan pesisir yang belum memiliki akomodasi memadai, wisatawan yang dipandu oleh pramuwisata HPI akan dipinjamkan tenda dome, sleeping bag serta peralatan camping lainnya.
Atraksi alam lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Manokwari Selatan adalah terumbu karang yang hidup di sepanjang daerah pesisir Gunung Botak. Ekosistem laut ini merupakan habitat alami bagi berbagai spesies ikan tropis seperti moorish idol, parrotfish, anemonefish, angelfish dan lain-lain. Wisatawan yang ingin menikmati keindahan dunia bawah laut di sana perlu membawa peralatan snorkeling sendiri. Ketua DPD HPI Papua Barat, Matias Rumbruren, menjelaskan bahwa dengan promosi dan tata kelola yang baik, pariwisata akan menarik banyak wisatawan pencinta alam ke Kabupaten Manokwari Selatan. Kedatangan wisatawan akan meningkatkan perputaran ekonomi dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Untuk berkunjung ke kota Ransiki, wisatawan perlu terbang ke kota Manokwari. Beberapa perusahaan penerbangan seperti Batik dan Sriwijaya memiliki jadwal reguler yang menghubungkan Manokwari - Sorong - Makassar dan Jakarta. Setelah tiba di bandara Manokwari wisatawan bisa melanjutkan perjalanan mereka dengan kendaraan roda empat ke kota Ransiki. Waktu tempuh rata-rata adalah 3,5 sampai 4 jam tergantung kondisi cuaca.
Pemerintah pusat saat ini telah menghentikan arus masuk wisatawan asing sebagai langkah pencegahan terhadap penyebaran wabah Covid-19. Namun demikian, pemerintah sedang menyiapkan Standard Operational Procedure (SOP) untuk kepemanduan wisata guna diterapkan pada masa New Normal sesuai dengan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Menurut Matias, bila pemerintah telah mengizinkan lagi masuknya wisatawan manca negara ke Indonesia, HPI siap memandu wisatawan untuk berkunjung ke Manokwari Selatan. Ditulis oleh Charles Roring.
No comments:
Post a Comment