Sebagian besar wilayah Kabupaten Tambrauw terdiri dari daerah pegunungan dan lembah. Hutan hujan tropis yang menutupinya adalah habitat alami bagi ratusan spesies burung yang berwarna-warni.
Wisatawan Eropa di Gunung Sakofsiah Tambrauw
Foto: Nico Nauw
Ini adalah daya tarik yang penting bagi wisatawan pencinta alam baik domestik maupun manca negara. Wisata pengamatan burung sudah mulai berkembang di Kabupaten Tambrauw sejak beberapa tahun belakangan ini.
Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke sana berasal dari Amerika Utara dan Eropa. Rata-rata dari mereka ingin melihat burung-burung surga yang hidup di hutan.
Wisatawan dari Amerika Serikat di Lembah Ases dipandu warga setempat. Foto: Charles Roring
Lokasi ideal untuk pengamatan burung adalah wilayah transisi dari hutan dataran rendah ke hutan dataran tinggi. Kawasan hutan seperti ini memiliki kepadatan dan variasi spesies burung yang tinggi. Daerah pengamatan burung (birdwatching) seperti ini bisa dilihat di kawasan pegunungan di pesisir utara daerah Distrik Abun terutama di Weyos, Distrik Kebar, Distrik Senopi, Distrik Miyah, Kampung Ayapokiar, Gunung Sakofsiah dan Lembah Ases hingga kota Fef serta Distrik Yembun. Daerah-daerah tersebut umumnya bisa dicapai dengan kendaraan 4WD.
Burung Hooded Pitta di Fef
ibukota Kabupaten Tambrauw. Foto: Nico Nauw
Kota Fef mungkin merupakan lokasi yang lebih mudah untuk dijangkau karena statusnya sebagai ibukota Kabupaten Tambrauw. Ada juga rumah-rumah singgah yang bisa dijadikan sebagai tempat menginap oleh para wisatawan. Rata-rata wisatawan menghabiskan waktu antara 3 hari sampai 1 minggu di Tambrauw.
Sejumlah spesies burung yang mereka lihat antara lain: Cendrawasih Kuning Kecil (Lesser Birds of Paradise), Peltop Pegunungan (Mountain Peltop), Cendrawasih Belah Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Buzzard Ekor Panjang (Long-tailed Buzzard), Cekakak Suci (Sacred Kingfisher), dan lain-lain.
Burung Cendrawasih Kuning Kecil di Hutan Ayapokiar, Kabupaten Tambrauw. Foto: Nico Nauw
Untuk mengamati burung, wisatawan umumnya membawa binocular (kijker), kamera dengan lensa telefoto, laser pointer serta buku panduan lapangan Birds of New Guinea karya Thane K. Pratt dan Bruce Beehler.
Aktivitas ekowisata di Kabupaten Tambrauw membawa manfaat positif bagi perekonomian masyarakat yang dikunjungi. Wisatawan membayar sejumlah uang ke pemilik rumah tempat mereka menginap, membeli bahan makanan dari penduduk setempat serta membayar jasa pemandu lokal saat mereka berwisata di hutan Tambrauw.
Burung Cendrawasih Belah Rotan di hutan Fef
Foto: Niko Nauw
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah secara drastis memaksa pemerintah untuk menghentikan dulu perjalanan wisatawan asing ke berbagai tempat di Indonesia. Jika Pandemi Covid-19 ini sudah mereda atau sudah ada vaksinnya maka ada kemungkinan pemerintah akan membuka lagi akses bagi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Tambrauw.
Jika Anda berminat untuk berkunjung ke Tambrauw dan membutuhkan jasa pemandu, silahkan menghubungi: Nico Nauw lewat WA: 082198060084 - (Ketua) dan Anis Sundoi 085243497666 (Wakil Ketua) DPC HPI Kabupaten Tambrauw.
Buzzard Ekor Panjang di Gunung Sakofsiah Pegunungan Tambrauw
Untuk mencapai Fef, ibukota Kabupaten Tambrauw, caranya mudah sekali. Jika Anda tinggal di Jakarta, silahkan terbang ke kota Sorong atau Manokwari. Sebelum berangkat, siapkan perlengkapan birding seperti yang disebutkan di atas. Pemandu lokal akan mengurus kendaraan, bahan makanan, dan memberitahu kedatangan Anda kepada pihak-pihak terkait mengenai perjalanan wisata ke Tambrauw.
Semoga perjalanan wisata Anda ke Kabupaten Tambrauw bisa terlaksana dengan baik dan menyenangkan. Ditulis oleh Charles Roring.
Tahun 1990-an Bapak Niko Suabey bertugas sebagai polisi di Manokwari. Karena kemahirannya berbahasa Inggris, beliau kerap ditugasi oleh pimpinannya untuk melayani dan mengawasi wisatawan asing yang berkunjung ke daerah ini. Beberapa kali beliau bersama Matias Rumbruren melayani wisatawan yang datang dengan kapal pesiar dan singgah di Pelabuhan Manokwari. Salah satunya adalah kapal pesiar Bianca.
Ketika itu, hanya Matias Rumbruren dan Polisi Nico Suabey yang diperbolehkan masuk ke ruangan nakhoda. Adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka, karena bisa melayani para wisatawan yang datang dengan kapal pesiar tersebut.
Bpk. Niko Suabey bersama Ketua DPD HPI PB Matias Rumbruren dan Wakil Ketua DPD HPI PB Yansen Saragih
Pada malam 23 Agustus 2020 yang lalu, beberapa pengurus DPD HPI Papua Barat, Matias Rumbruren, Yansen Saragih dan Charles Roring menemui Bpk. Niko Suabey di rumah keluarga di kawasan Reremi Puncak. Beliau senang sekali berbagi cerita tentang pengalaman selama melayani wisatawan yang datang baik secara perorangan maupun dalam jumlah besar. Sekarang beliau telah pensiun. Perjuangannya dalam mengembangkan kepariwisataan di Tanah Papua, kini dilanjutkan oleh putranya Rio Suabey di Kabupaten Teluk Wondama. Rio telah bergabung dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia. Beberapa minggu lalu, Rio telah mengikuti Sertifikasi Kompetensi Pramuwisata yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi melalui LSP Maestro di Kota Sorong.
DPD HPI Papua Barat akan membentuk DPC HPI Kabupaten Teluk Wondama tahun 2020 ini. Tujuannya adalah untuk membantu peningkatan kapasitas pramuwisata lokal, sehingga mereka bisa ikut berperan dalam membangun industri pariwisata di Kabupaten Teluk Wondama. CR.
Sorong, 14 Agustus 2020 bertempat di Hotel Kyriad telah dilaksanakan uji kompetensi bagi pemandu wisata di provinsi Papua Barat. Jumlah assesi yang diuji 74 orang yang berasal dari 7 kabupaten, diantaranya Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Maybrat.
Kepala Dinas dan Pelaksana Sertifikasi Menabuh Tifa Sebagai Tanda Dimulainya Kegiatan Sertifikasi Kompetensi
Dalam sambutan pada acara pembukaan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, Yusak Wabia, S.Sos.,M.Si, mengharapkan keseriusan seluruh peserta uji kompetensi yang ikut sertifikasi hari ini, karena pentingnya memiliki sertifikat kepemanduan di masing-masing daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat saat memberi kata sambutan
Uji kompetensi yang dilakukan kali ini terlaksana atas kerjasama LSP Maestro dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebagai perwakilan LSP Maestro, Rezky Januar melaporkan bahwa kegiatan Uji Kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP Maestro tahun ini selain dilakukan di Provinsi Papua Barat juga diselenggarakan di provinsi Papua. Assesor yang dilibatkan untuk menguji adalah 4 Assesor provinsi Papua Barat diantaranya Matias Rumbruren,SS., Yansen Saragih, SS., M.Par, Alfa Ahoren, S.ST.Par, dan Rani Tumundo, serta 1 orang Assesor pusat Rezky Januar.
Turut hadir dalam penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi antara lain Ketua- ketua DPC diantaranya Ketua DPC Sorong (Maikel Mobalen), DPC Tambrauw (Nico Nauw), DPC RAJA AMPAT (Rani Tumundo), DPC Pegunungan Arfak (Kriff Indow).
Ketua DPC HPI Kabupaten Sorong Michael Mobalen
Sementara itu Ketua DPC HPI Kabupaten Sorong, Michael Mobalen, yang bertindak sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Pramuwisata HPI se-Papua Barat tahun 2020, berkata: "Terima kasih banyak kepada DPD HPI Papua Barat yang telah memfasilitasi kami HPI cabang se-Papua Barat khususnya kami di HPI Kabupaten Sorong dalam mengikuti uji kompetensi ini. Hal ini merupakan tanda awal kemajuan wadah HPI di kabupaten Sorong karena dengan demikian para guide/pemandu wisata khususnya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik secara legal. Bahkan uji kopetensi ini memacu para pemandu untuk sungguh-sungguh menjalankan tugas kepemanduannya secara profesional. Apapun hasilnya nanti setelah disampaikan oleh LSP dan BNSP terkait kelulusan uji kopetensi ini, kami HPI Kabupaten Sorong yang telah mengikuti ujian ini telah siap utk menerima hasilnya- Keberhasilan bagi mereka yang lulus, dan evaluasi bagi mereka yang belum sempat lulus."
Kota Sorong sebagai pintu masuk bagi wisatawan domestik maupun manca negara, memegang posisi yang sangat strategis dalam industri pariwisata. Oleh karena itu, DPD HPI Papua Barat memandang bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi para pramuwisata di Sorong merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa para pemandu dilapangan memiliki kompetensi dalam melayani wisatawan. (YS & CR DPD HPI PB)
Menyongsong era new normal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Sertifikasi Kompetensi Sektor Pariwisata Bidang Pemandu Wisata bertempat di Hotel Kyriad M di Kota Sorong pada Jumat, 14 Agustus 2020.
Kegiatan ini diikuti 74 peserta yang tergabung dalam keanggotaan organisasi HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) dari beberapa daerah di Provinsi Papua Barat diantaranya HPI DPC Kabupaten Sorong, HPI DPC Kabupaten Raja Ampat, HPI DPC Kabupaten Fak-fak, HPI DPC Kabupaten Tambrauw, HPI DPC Kabupaten Pegunungan Arfak, HPI DPC Kabupaten Manokwari, Bakal Calon HPI DPC Kabupaten Maybrat dan Bakal Calon HPI DPC Kabupaten Teluk Wondama.
Sertifikasi Kompetensi untuk Pramuwisata
Sertifikasi diselenggarakan atas kerjasama LSP Pariwisata Maestro dan Asdep Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif HPI DPC Kabupaten. Di sampaikan juga oleh Rezky Januar S. Kom, sebagai Penguji pada kegiatan hari ini bahwa metode ujian tidak secara tertulis tetapi semua berbasis online melalui Handphone masing-masing peserta.
Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat, Yusak Wabia S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya beliau mengucap syukur atas diberikannya nafas kehidupan sehingga bisa ketemu dengan teman-teman guide HPI untuk bersama-sama dalam acara ini. Dia juga berharap dengan adanya uji kompetensi ini anggota HPI di Papua Barat bisa menjadikannya sebagai penyemangat untuk terus mengembangkan potensi setiap anggota.
Kegiatan Sertifikasi Kompetensi Pemandu Wisata
Beliau juga menyampaikan beberapa hal penting diantaranya kita harus mendukung apa yang yang diprogramkan pemerintah untuk mengangkat pariwisata menjadi urutan nomor 1 Asia Tenggara. Peluang ini harus ditangkap, dan sebaiknya masing-masing kepala daerah harus menangkap peluang ini. Jangan jadi main, lain latihan lain. Beliau juga menyampaikan, ada baiknya rumah sakit yang ada di daerah dapat menyediakan sarana untuk memeriksa kesehatan para wisatawan yang akan ke Raja Ampat atau destinasi wisata lainnya yang ada di Papua Barat. Dan juga rambu2 laut diharapkan dapat menjadi point utama bagi pariwisata di daerah perairan seperti di Raja Ampat agar dapat menjadi acuan bagi para pelaku wisata dalam melakukan kegiatan pariwisata. Polisi pariwisata juga sebaiknya harus ada dalam lingkungan pariwisata khususnya Raja Ampat untuk dapat membantu pemerintah menjaga destinasi wisata dan juga wisatawan yang berkunjung.
Ketua-ketua DPC bersama Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat
Untuk para pemandu wisata dia mengatakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan wajib dilaksanakan dalam kita melayani tamu. Akses, Fasilitas, Akomodasi, Atraksi dan Promosi adalah hal yang harus menjadi perhatian Pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Guide sebagai ujung tombak harus benar-benar paham dengan semua hal yang menyangkut pariwisata dan wajib memiliki sertifikat dan melalui uji kompetensi ini diharapkan agar anggota HPI mengambil kesempatan ini dengan baik.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa ia membuka acara Sertifikasi Uji Kompetensi Sektor Pariwisata Bidang Pemandu Wisata
Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Papua Barat mengucapkan selamat dan sukses kepada Sdr. Abraham Rudolf Ronsumbre atas pelantikan dirinya sebagai Ketua DPC HPI Kabupaten Biak Numfor. Semoga pariwisata di daerah itu dapat maju dan bisa bersaing dengan wilayah - wilayah lain di Indonesia.
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Se-Papua Barat berhasil menggelar Rapat Kerja Daerah Ke-2 secara daring pada 5 Agustus 2020. Rakerda ini diikuti oleh para pengurus DPD HPI Papua Barat dan cabang-cabang HPI yang telah terbentuk yakni Raja Ampat, Manokwari Selatan, Sorong, Fakfak, Manokwari, dan Pegunungan Arfak.
Rakerda HPI Papua Barat 2020
Rakerda dihadiri juga oleh pemerintah yakni Kadisbudpar Provinsi Papua Barat Bpk. Yusak Wabia,S.Sos., M.Si.; Kabid Pariwisata Bpk. Yakobus Basongan, S.Sos. dan Kepala Seksi Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat Rozene Sanchia Patay, S.S.
Laporan Kegiatan oleh Ketua DPD HPI Papua Barat Matias Rumbruren
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat Bpk. Yusak Wabia,S.Sos., M.Si. dan sejumlah pengurus DPD HPI Papua Barat
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat mengatakan bahwa Ia bangga dengan HPI yang telah bekerja keras membentuk 7 cabang. Selaras dengan apa yang dikatakan Ketua DPP HPI sebelumnya, Bpk. Yusak Wabia juga meminta agar HPI menyiapkan program yang sesuai dengan kondisi daerah, kemampuan HPI, ketersediaan dana serta keadaan di lapangan. Program yang bisa menyentuh masyarakat itu lebih baik, tambahnya. Ia meminta agar DPC-DPC yang telah terbentuk, supaya bisa bekerja sama dengan DPD dan DPP maupun dengan pemerintah. Kerja sama ini akan membuat HPI dan pemerintah bisa sejalan dan sepikiran sehingga dapat berfungsi baik dalam mengembangkan pariwisata. HPI adalah ujung tombak pariwisata karena mengetahui kondisi lapangan dan masyarakat.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua Umum DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia Sang Putu Subaya, S.H., M.H., dalam sambutannya, mengatakan bahwa ia mengapresiasi kerja keras DPD HPI Papua Barat yang dalam 1 tahun belakangan ini berhasil membentuk 6 DPC baru, sehingga total sudah ada 7 DPC, serta masih berencana untuk membentuk 2 lagi DPC yang baru yakni Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana. Ia meminta agar para pramuwisata sebagai garda terdepan dalam mewartakan Indonesia kepada dunia supaya menjaga persatuan dan kesatuan dalam berorganisasi. Ia mengingatkan jangan terjadi sempalan-sempalan dalam HPI yang nanti akan menguras energi organisasi. Tak lupa juga, Sangtu Subaya menyerukan kepada para pengurus untuk membuat program kerja yang terukur dan tidak muluk-muluk sehingga bisa dilaksanakan dengan baik.
Rakerda ke-2 ini berlangsung lancar selama hampir 3 jam. Para ketua-ketua DPC menyampaikan laporan kerja mereka masing-masing dalam membangun kepariwisataan di setiap kabupaten. Beberapa di antaranya adalah laporan tentang berbagai aktivitas kepemanduan terhadap wisatawan domestik maupun manca negara; pelatihan peningkatan kapasitas pramuwisata; survei lapangan untuk pendataan potensi wisata; pembersihan terumbu karang dari Crown Of Thorn; penanaman mangrove; pembersihan sejumlah obyek wisata dari sampah-sampah plastik; program ketahanan pangan; pembagian masker untuk mencegah penyebaran virus corona; serta penyelenggaraan webinar; talkshow di RRI tentang pariwisata yang berkelanjutan, lomba fotografi dan menulis esai; dan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang menaruh perhatian pada pariwisata dan pelestarian alam.
Rakerda memutuskan untuk mengadakan persiapan Sertifikasi Berstandar Nasional yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat di kota Sorong bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dan Kementrian Pariwisata, pembahasan regulasi proteksi pramuwisata lokal yang akan dilakukan di tingkat provinsi. Promosi pariwisata secara bersama-sama lewat media online akan ditingkatkan.
Teguh Budi Prakoso, S.Hut., M.Si.
Sementara itu pemerhati pariwisata, Teguh Budi Prakoso, S.Hut., M.Si., mengucapkan selamat atas diselenggarakannya Rakerda Ke-2 HPI Se-Papua Barat. Ia berharap kiranya hal-hal yang terkait dengan potensi wisata, desain, dan program wisata boleh berjalan dengan baik. Menurutnya, HPI perlu melakukan kolaborasi dengan semua pihak terkait dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Papua Barat. Ia menambahkan juga bahwa potensi wisata khususnya di Kabupaten Manokwari sangat besar. Namun demikian, semua itu tergantung pada manusia yang mengelolanya. "Perlu ada desain tapak-tapak yang ada di Kabupaten Manokwari, perlu ada perbaikan-perbaikan, kemudian bagaimana masyarakat mencintai wilayah atau lokasi wisata itu sendiri. Karena wisata itu boleh berkembang dengan baik apabila manusia yang ada di sekitarnya mencintai tempat di mana dia tinggal, sehingga secara spontan kebersihan lingkungan - secara khusus lokasi wisata itu tetap terjaga. Hari ini kita masih di dalam situasi pandemi sehingga kita perlu memperhatikan protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam penanganan Covid-19. Tetapi bukan berarti pengembangan wisata ini jadi terhambat." jelas Teguh. Ia meminta supaya pramuwisata tetap menjalankan tugas dalam membangun perekonomian masyarakat di Manokwari dan di Provinsi Papua Barat. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Secara pribadi Bpk. Teguh Budi Prakoso mengharapkan pariwisata di Kabupaten Manokwari dan di Provinsi Papua Barat dapat berkembang dan menjadi icon. Provinsi Papua Barat yang telah ditetapkan menjadi Provinsi Konservasi benar-benar dimaknai dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Ketua Panitia penyelenggara RAKERDA II HPI Papua Barat Yansen Saragih, S.S., M.Par. berkata, "Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut mensukseskan kegiatan RAKERDA ini. Special thanks buat para pemerhati pariwisata Papua Barat, Mr. Teguh Budi Prakoso dan Mr. Norman Tambunan yang dengan setia selalu mensupport kegiatan kepariwisataan di Papua Barat. Ucapan terimakasih Juga kepada Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Papua Barat, Pak Wabiya, Pak Basongan dan Ibu Patay."
RAKERDA II ini kiranya bisa menghasilkan keputusan - Keputusan strategis bagi kemajuan Profesi kepemanduan di Papua Barat kedepannya.
Pada kesempatan terpisah setelah Rakerda, Kepala Seksi Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ibu Rozene Sanchia Patay, S.S. mengatakan bahwa Rakerda HPI se-Papua Barat yang dilaksanakan secara daring ternyata bisa menghadirkan sebagian besar ketua-ketua dpc dan pengurusnya dari cabang-cabang yang ada. Hal ini adalah sesuatu yang belum tentu bisa terlaksana seandainya pertemuan tersebut dilakukan secara fisik. Menurutnya, pertemuan virtual ini memungkinkan peserta dari seluruh Papua Barat untuk saling berbagi informasi, beradu pendapat sehingga bisa menghasilkan program yang baik untuk HPI. Dengan demikian Rakerda secara daring di masa Pandemi Covid-19 ternyata ada manfaat positifnya juga.
Sesaat setelah menyelesaikan Rakerda, Ketua DPD HPI Papua Barat, Matias Rumbruren,S.S. menyatakan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Sejumlah program yang disusun dalam Rakerda ini untuk pembangunan kepariwisataan akan segera dikerjakan. Ditulis oleh Charles Roring
Manokwari, Papua Barat - Tujuh orang mahasiswa penggiat pariwisata yang tergabung dalam komunitas Mahasiswa Peduli Pariwisata (MPP) berhasil lulus dan mendapat gelar Sarjana dalam prosesi wisuda online tanggal 29 Juli 2020 di Aula Universitas Papua.
Mereka adalah Natalia Baransano S.S, Inseren Krey S.S, Maria Febriani Komul S.S, Anna Wopari, S.S, Yuliana Keribo S.S, dan Tiyara Aini Adzani S.S. Ketujuh pegiat pariwisata ini, bersama-sama dengan teman-teman lainnya dan bekerja sama dengan pengurus DPD HPI Papua Barat, terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan pariwisata di daerah Kabupaten Manokwari dan sekitarnya. Hal ini mereka laksanakan di sela-sela kesibukan belajar di kampus Universitas Papua. Beberapa program kerja yang berhasil dilaksanakan adalah: kegiatan pengembangan Pantai Wisata Petrus Kafiar di Amban Pantai tahun 2018; Pengembangan wisata alam Gua Teshima di Gunung Meja pada tahun 2018; turut serta dalam penyelenggaraan Pelatihan Kepariwisataan di Kabupaten Manokwari Selatan pada tahun 2019; dan yang terakhir adalah pengembangan Pantai Wisata Sra Oseri di Pulau Mansinam di penghujung tahun 2019.
Selain terlibat di komunitas MPP, mereka juga aktif dalam dunia kepemanduan wisata. Beberapa diantara mereka bahkan telah memegang lisensi kepemanduan yang berstandar nasional. Hal ini tentu sangat memberikan warna tersendiri bagi mereka karena selain telah meraih gelar sarjana, mereka juga sudah memiliki sertifikat kompetensi kepemanduan wisata berstandar nasional yang bisa dijadikan modal bekerja sebagai pramuwisata/tour guide.
Komunitas MPP berfoto bersama saat pembersihan obyek wisata Gua Fusataro Teshima di Gunung Meja, Manokwari
“Sebuah kebanggaan melihat mereka berhasil menempuh pendidikan dan meraih gelar sarjana walaupun mereka harus membagi waktu dengan kegiatan – kegiatan pengembangan pariwisata yang sangat banyak. Selain bangga saya juga sangat berterima kasih kepada mereka semua karena mereka mau melibatkan diri dan mendedikasikan waktu serta pengetahuan mereka untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Papua Barat” tutur Pembina MPP Yansen Saragih, S.S., M. Par., yang juga adalah seorang akademisi di Universitas Papua.
Pantai Wisata Sra Oseri yang pembersihan dan pendekorasiannya dikerjakan oleh komunitas MPP, bekerja sama dengan masyarakat setempat dan DPD HPI Papua Barat serta kemudian diresmikan oleh pemerintah.
Ketua DPD HPI Papua Barat, Matias Rumbruren, S.S., pada kesempatan terpisah, memberi apresiasi kepada komunitas MPP atas kerja keras mereka dalam ikut membangun kepariwisataan di Papua Barat serta mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang baru diwisuda tersebut. Ia berharap komunitas Mahasiswa Peduli Pariwisata akan terus bermitra dengan HPI di masa-masa mendatang.
Koordinator Biro DIKLAT DPD HPI PB, Recky Tito Mugama, mengatakan bahwa Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Se-Papua Barat akan segera menggelar Rapat Kerja Daerah Ke-2 pada tanggal 5 Agustus 2020, jam 13.00 - 15.00 WIT secara daring. Hal ini ia sampaikan setelah mengikuti Simulasi Persiapan Rakerda tersebut lewat zoom meeting tadi malam pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
Jumlah peserta Rakerda adalah sekitar 100 orang dari 1 DPD dan 7 DPC yang berasal dari Manokwari, Raja Ampat, Tambrauw, Sorong, Fakfak, Pegunungan Arfak, serta Manokwari Selatan. Rakerda ini dimaksudkan untuk mengevaluasi berbagai program kerja yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah, dan masing-masing Dewan Pimpinan Cabang HPI Se-Papua Barat. Para pramuwisata HPI ini akan merumuskan sejumlah Iangkah strategis membangun kembali kepariwisataan yang telah terpuruk selama beberapa bulan sebagai akibat dari Pandemi Covid-19.
HPI juga akan membahas program sertifikasi profesi para anggotanya yang akan diselenggarakan di kota Sorong pada pertengahan Agustus mendatang. Hal ini dikatakan oleh Sekretaris DPD HPI Papua Barat, Alfa Ahoren, S.Tr. Par. pada kesempatan terpisah. Menurutnya, ia telah membangun komunikasi dengan pemerintah dan Lembaga Sertifikasi Profesi Maestro di Jakarta, serta ketua-ketua DPC HPI se-Papua Barat untuk menyukseskan kegiatan itu.
Ketua DPD HPI Papua Barat, Matias Rumbruren mengatakan, Rakerda HPI se-Papua Barat juga akan membahas sejumlah langkah bersama guna meningkatkan kinerja dan tata kelola organisasi yang para anggotanya selama ini berada di lapangan, bekerja keras siang dan malam memandu para wisatawan domestik maupun manca negara baik di darat maupun di laut.
Pramuwisata sedang memandu turis Russia di malam hari
Himpunan Pramuwisata Indonesia adalah organisasi profesi non-politik para pemandu turis (guide) yang diakui oleh pemerintah. DPD HPI Papua Barat sudah membentuk cabang di 7 Kabupaten dan berencana untuk membuka cabang-cabang baru di seluruh kabupaten/ kota. Sejauh ini jumlah pramuwisata HPI yang telah terdaftar ada 322 orang.
Hasil Rakerda Ke-2 HPI se-Papua Barat tersebut akan dikomunikasikan secara internal ke masing-masing anggota dan juga secara eksternal ke pihak pemerintah maupun ke para pihak yang ada di dalam industri pariwisata. Ini ditulis oleh Charles Roring.